Terima kasih di lembaran Ilegal

skripsi

Dari awal bertugas mengajar sampai sekarang mungkin saya baru ada sekitar lima puluhan kali membimbing tugas akhir mahasiswa. Ada yang bisa dengan cepat menyelesaikan skripsi, atau tugas akhirnya (TA)nya, tapi ada juga yang butuh waktu lebih. Begitu mahasiswa lulus sidang sarjana, laporan skripsi diperbaiki, dijilid dan diperbanyak lalu didistribusikan. Laporan skripsi tersebut untuk pembimbing, pustaka jurusan, penguji (jika diminta) dan untuk koleksi mahasiswa sendiri.

Ketika membuka sebuah laporan TA, saya tertarik dengan beberapa halaman yang agak beda dengan halaman lain. Font yang digunakan tidak sesuai jenis dan ukuran; dan isinyatidak relevan dengan isi laporan. Beberapa halaman ini kadang disebut sebagai lembar persembahan dan juga kadang disebut lembar ucapan terima kasih. Halaman ini tidak tercantum dalam buku petunjuk penulisan tugas akhir yang dikeluarkan oleh jurusan.

Saya lalu membuka laporan yang lain dan menemukan halaman yang sama.

Membaca beberapa halaman ucapan terimakasih dari beberapa laporan, ada beberapa hal yang menarik:

1. Mahasiswa saya adalah mahasiswa yang religious. Buktinya ucapan terimakasih pertama adalah kepada Tuhan YME. Contoh tulisan: Puji Syukur ke Hadirat Allah SWT, Pencipta Alam Semesta, Yang Maha Mengatur dan menjadikan segala urusan

2. Format dan urutan sama. Urutan terima kasihnya selalu kepada Tuhan, Keluarga, Pacar (jika ada), dosen pembimbing, teman seangkatan, teman lainnya. Jumlah halaman bervariasi dari tiga halaman sampai lima halaman (satu spasi, font 9pt). Seperti setiap orang yang pernah dijumpai waktu kuliah ditulis dihalaman persembahan ini.

3. Statusnya kelihatan. Seperti jelaskan sebelumnya akan kelihatan siapa yang belum dan sudah punya pacar dari ucapan terima kasih. Seperti di laporan A tertulis : Kepada T, ST (my soulmate). Alhamdulillah, akhirnya aku bisa menyusul kamu untuk menjadi sarjana, thanks ya sayang bwt.. Saya tidak meneruskan membacanya, ada satu halaman penuh, tidak diteruskan karena serasa membaca surat orang yang lagi pacaran. Atau di laporan lain ada juga tertulis: My lost little angel,. Biar cerewet, M memang baik kok (suer deh), makasih tausiahnya. Masih sempatnya ada rayuan di halaman ini.

Dihalaman ucapan terimakasih ini juga saya baru tahu mahasiswa saya sudah menikah dan punya anak. Tertulis, My son, ADP. Makasih ya nak telah mau bersabar dan menunggu mama pulang setiap harinya.. Salut, ditengah kesibukan mengurus rumah tangga masih mempunyai semangat yang tinggi untuk menyelesaikan kuliah.

4. Tergambar perjuangan kuliah. Dilembar ucapan terima kasih ini juga bisa dijumpai siapa-siapa yang berperan dalam kuliah. Kepada siapa meminjam catatan kuliah, kepada siapa pinjam jas dan dasi untuk sidang, dengan siapa diajarin bikin tabel di kertas A5, dengan siapa praktikum, dengan siapa KKN, dengan siapa minjam motor, dengan siapa pergi survey, dimana numpang mandi, atau dengan siapa numpang ngekost.

5. Banyak nama panggilan yang cukup aneh. Baru tahu juga banyak nama panggilan yang saya mungkin gak tahu nama aselinya. Ada: Puter, Panjul, Gogon, Lingling, Ochi, Munmun, T-mox, Ajo, Pitung, Bulek, Buruang, Gaek, Cipal. Buya, Ciin, Ciun, Cian, Auk, Kalek dan banyak lagi!

6. Banyak juga kata-kata pemberi semangat. Seperti,

· rajin2 kuliah lai, jan main game jo taruih….

· Jan sampai nginap dikampus niat buek TA, tapi nelfon se sepanjang malam. Ma ka siap TA tu..

· gagal kompre itu biasa, isi waktu dengan kegiatan lain

· You are man; Master of planner; but action lagi D!

7. Walah, dipanggil Uncle! Menemukan dibeberapa laporan, misalnya smua pasti ada hikmahnya.rajin2 asistensi jo uncle ben yow.

Buat Apa?

Muncul pertanyaan apakah orang yang ditujukan ucapan terima masih membaca lembar pengesahan di laporan TA? Apakah terima kasihnya sampai?

Laporan TA dikumpulkan ke jurusan satu eksemplar untuk pustaka dan masing-masing satu untuk pembimbing. Satu set laporan untuk koleksi pribadi. Dosen pembimbing (kemungkinan besar) akan membaca lembar ucapan terima kasih ini, tapi mungkin mahasiswa lain tidak. Satu Laporan TA akan ada di pustaka dan seorang mahasiswa akan membaca dan meminjam laporan TA tersebut jika berhubungan dengan TAnya. Jika mahasiswa yang diucapkan terima kasih sudah lulus duluan, hampir dipastikan dia tidak pernah membaca halaman ucapan terima kasih ini.

Pada awal-awal membimbing TA, saya sudah minta mahasiswa saya untuk tidak memasukkan halaman persembahan ini di laporan yang diserahkan kepada saya. Jangan dimasukkan, karena bukan bagian dari laporan dan isinya pun (mungkin) ada yang tidak cocok dengan pembacanya. Mungkin saja ada ucapan tidak terima kasih kepada dosen-dosen yang tidak disukai. Lebih baik halaman ini berada di laporan TA untuk koleksi pribadi.

***

Catatan tidak penting di https://dagodang.wordpress.com

3 Responses to “Terima kasih di lembaran Ilegal”


  1. 1 Fitri Amrita 23/06/2009 at 17:04

    Setuju sih Pak dengan idenya, karena skripsi adalah laporan ilmiah, jadi ucapan terimakasihnya mungkin bisa di ubah kayak di buku2 yang hanya tertera di kata pengantar dan itupun hanya untuk sang Pencipta. Jadi kesan ilmiah dalam skripsi tidak hilang.
    Kalau gak salah dulu jaman fitri ucapan terima kasih malah disuruh di belakang oleh jurusan.

    Tapi gimana lagi Pak, kita mahasiswa merasa bangga ketika lulus dan ingin meluapkan ucapan terima kasih kepada semua orang yang ber kesan, dan kesempatan kita hanya pada skripsi ataTA itu sendiri, karena TA ato skripsi kan dipajang di Pustaka, jadi siapapun bisa baca dan dengan itu smua orang bisa tau.

    Ada sih kekurangannya jika kita buat ucapan terima kasih, jika ada teman atau dosen yang berperan dan kita lupa nulisnya pasti akan berkecil hati….

    Jadi Fitri Setuju usulnya pak, ditulis di koleksi pribadi aja… 🙂

  2. 2 masmpep 25/06/2009 at 08:32

    setiap menulis karya tulis, saya justru ‘menunggu-nunggu’ menuliskan ‘kata pengantarnya’ pak, he-he-he. kata pengantar tetap dapat memiliki nuansa ilmiah bila ditulis dengan naratif, memerhatikan tanda baca, dan ditulis dengan ‘manis’. saya mengamati beberapa buku ‘ilmiah’ kata pengantarnya ditulis dengan menarik, mengalir, dan ‘perlu dibaca’.

    kalau persembahan, saya sepakat bila persembahan untuk satu oknum. entah itu orang, ide, lokasi, atau apa. kata kuncinya satu. jadi kalau karya dipersembahkan untuk orang tua, ya sebutkan ayah, ibu, kakek, nenek, atau adik, salah satu saja. atau dipersembahkan untuk indoensia, merah putih, garuda pancasila, atau ‘mewujudkan sumpah palapa gadjah mada’, misalnya. sekali lagi cukup satu. persembahan hanya untuk satu oknum.

    kebetulan posting terbaru saya juga dikutip mentah-mentah dari ‘kata pengantar’ satu studi yang baru saya buat.

    jadi, bisa dikomentari, he-he-he.

    salam blogger,
    masmpep.wordpress.com

  3. 3 m3y 31/08/2009 at 13:13

    setuju aja,cz saya termasuk org yg g bisa mengungkapkan kata2 persembahan..jd utk mempersembahkan sesuatu perlu berfikir yg jernih supaya bisa konsen dg rancangan yg mo kita buat!

    By
    M3y 200186
    Agustus 31 09


Leave a comment




Calendar

June 2009
M T W T F S S
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930