Maryam versus Udin

Ramadhan tahun ini agak berbeda dengan tahun lalu, tahun ini disebuah milis agak menghangat karena adanya kampanye #savemaryam (SM). Ada pihak yang meragukan kampanye ini, jangan sampai seperti kampanye Kony2012, dan ada juga yang mempertanyakan angka dua juta konversi yang ada di video promosi kampanye SM. Angka yang membuat kesan tidak ada tindakan pencegahan di Indonesia. “Apa saja yang anda lakukan sampai-sampai 2 Juta saudara anda murtad tiap tahun?” tulis ustadz Salim A. Fillah di tweetnya ketika dia ditanya disebuah mesjid di London.

Adanya ‘manipulasi’ data di SM memunculkan kampanye #saveudin (SU). SU mempertanyakan ‘manipulasi’ data-data di kampanye SM. SM bertahan dengan angka dua juta dengan tujuan promosi untuk mendapatkan donasi. Itu lah yang menurut Maulana di SU yang menjadi perbedaan prinsip dasar: “So now becomes clear, there is a difference in principle. For you those manipulative actions are justified because it’s for da’wah (ummah) and part of the marketing strategy, but for us, its wrong both under the law (crime) and religion (lies).”

Menarik juga untuk menyimak pendapat ustadz Salim A. Fillah di pengajian dan buka bersama di Manchester ketika ditanya tentang SM ini. Menurut pak ustadz itu adalah usaha yang sahih, benar dan cukup baik, tapi caranya memang kurang cocok, amat-amat lebay. Selanjutnya kata pak ustadz menyatakan SM tidak punya pemahaman memadai tentang konteks local Indonesia dan ustadz menyarakan mereka (SM) untuk bekerjasama dengan organisasi Indonesia yang sudah berjalan, mereka memberikan support dan bukan yang utama yang menjalankan gerakan.

Banyak juga yang mungkin berharap ‘perseteruan’ SU dan SM ini mencapai titik temu. Jangan sampai menang jadi arang – kalah jadi abu, dan pihak ketiga tersenyum senang bertepuk tangan mengipasi.